Penyebab Pelatihan Perusahaan Tidak Efektif (bag. 1)

Biasanya pada awal, pertengahan atau akhir tahun perusahaan-perusahaan ingin mengembangkan skill yang dimiliki oleh kariawannya, dan yang ditargetkan oleh perusahaan adalah perubahan yakni perubahan dalam pengetahuan, keahlian, perilaku dan sebagainya. Dimana perubahan baik akan menghasilkan peningkatan kinerja bagi perusahaan.

Namun seringkali perubahan yang diinginkan oleh perusahaan itu hanya sekedar seremonial pada saat pelatihaan itu semata. Kami disini bisa mengidentifikasi penyebab mengapa pelatihan yang diadakan oleh perusahaan berjalan kurang efektif.

Pertamaparadigm tentang pelatihan. Banyak anggota bahkan panitia pelatihan menganggap pelatihan hanya sekedar event bukan bukan development atau proses. Karena itu kesuksesan pelatihan dipandang atau diartikan sebagai kesuksesan pelatihan itu sendiri. Pemaknaan pelatihan ini sangat sempit dan teknikal ini sangat jauh dari esensi pelatihan itu sendiri yaitu terjadinya perubahan perilaku (behavioral change). Dengan paradigma seperti ini peserta berpikiran bahwa pembelajaran telah selesai setelah pembelajaran selesai/ padahal pembelajaran justru baru dimulai ketika peserta kembali ke perusahaannya masing-masing.

Kedua, tidak adanya dukungan penuh dari manajemen puncak. Perusahaan tidak membebaskan peserta yang ikut pelatihan dari rutinitas sehari-harinya di perusahaan, sehingga pelatihan penuh dengan interupsi, telepon, dan surat-surat yang harus ditandatangani. Bahkan seringkali manajemen perusahaan meminta pelatihan yang diadakan untuk memperpendek masa pelatihan sehingga kurang dari yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pelatihan. Dan ada juga yang pelatihan diadakan akhir pekan agar tidak mengganggu jam kantor, padahal peserta pelatihan sudah lelah setelah belajar seminggu, dan perlu meluangkan waktunya bersama keluarganya.

Ketiga¸ relevansi pelatihan kurang berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh perusaahan. Banyak perusaahan mengadakan training hanya sekedar tren saja dan enggan melakukan Training Need Analysis. Contoh kalau sekarang pelatihan yang tren adalah pelatihan A maka perusahaan buru-buru untuk mengirim karyawannya ke pelatihan tersebut, padahal yang dibutuhkan oleh karyawannya belum tentu apa yang mereka butuhkan.

Keempat, organisasi tidak mengetahui kompetensi yang dibutuhkan di industry yang besangkutan. Dasar dari pelatihan yang dilaksanakan adalah Performance Needs yang merupakan kesenjangan antara kinerja yang dibutuhkan dengan kinerja yang ada sekarang (current performance). Untuk itu perusaahan dituntut untuk jeli dalam menganalisis perubahan di lingkungan bisnisnya, baik yang berkaitan dengan aspek sosial, teknologi, ekonomi, maupun politik.

Kelima, organisasi kurang mengetahui kompetensi yang dimiliki setiap individu dan diskrepansinya dengan kompetensi yang dibutuhkan. Agar mengetahui kompetensi yang dimiliki oleh setiap karyawannya perusahaan perlu untuk melakukan penilaian. Penilaian ini perlu untuk melihat kebutuhan setiap orang, tim dan organisasi itu sendiri. Dan perlu digarisbawahi bahwa pelatihan ini harus datang dari bawah, bukannya diterapkan dari menengah ke atas.

 

Source:

Arvan Pradiansyah, You Are A leader, Jakarta: PT. Elex Media Kompetindo, 2006

Share
← Prev Project Back to Works Next Project →