beban atau expenses adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Atau bisa juga beban didefenisikan arus keluar atau penggunaan lain aktiva atau terjadinya kewajiban (atau keduanya) dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan operasi terbesar atau utama yang berkelanjutan dari perusahaan tersebut.
Pengukuran barang-barang dan jasa-jasa yang dipakai dalam operasi perusahaan tidak mempunyai solusi yang sederhana. Menurut pendapat pihakpihak yang menyatakan bahwa beban merupakan penurunan aktiva perusahaan, pengukuran yang logis atas beban adalah nilai dari barang-barang dan jasa yang digunakan dalam operasi perusahaan. Sebaliknya, pihak-pihak yang menekankan pada laporan arus kas beban diukur dalam pengertian transaksi.
Dalam mengukur beban dalam satu periode akuntansi, dibutuhkan berbagai keputusan atau pertimbangan untuk menentukan bagaimana beban tersebut akan dialokasikan pada periode-periode selanjutnya yang menunjukkan adanya pendapatan. Dalam hal tersebut, terdapat berbagai standar akuntansi yang dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman. Pengukuran-pengukuran yang umum digunakan dalam beban, sebagai berikut:
Biaya historis merupakan jumlah rupiah kas atau setaranya yang dikorbankan untuk memperoleh aktiva. Pengukuran beban atas dasar biaya historis dapat digunakan untuk jenis aktiva seperti gedung, peralatan, dan sebagainya. Alasan utama penggunaan biaya-biaya historis adalah karena biaya-biaya tersebut dapat diverifikasi mengingat hal tersebut menggambarkan pengeluaran perusahaan.
Harga yang berlaku sekarang menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran yang harus dikorbankan sekarang oleh suatu entitas untuk memperoleh aktiva yang sejenis dalam kondisi yang sama. Contohnya, penilaian untuk persediaan. Seperti halnya pendapatan, expenses juga harus diukur dengan harga sekarang dari barang atau jasa yang dipakai. Income yang dihasilkan penjualan merupakan kelebihan kas atau claim yang akan diterima atas jumlah sumber-sumber yang dipakai. Jadi, pengukuran expenses dalam harga-harga sekarang mempunyai keuntungan karena membedakan:
Setara kas adalah jumlah rupiah kas yang dapat direalisir dengan cara menjual setiap jenis aktiva di pasar bebas dalam kondisi perusahaan normal. Meskipun pada prakteknya metode pengukuran yang masih banyak digunakan adalah historical cost, namun dengan mulai diadopsinya IFRS di indonesia, maka pengukuran yang sesuai standar adalah dengan menggunakan metode fair value. Dengan demikian, untuk pencatatan beban sebagai akibat dari depresiasi (penyusutan), nilai yang dicantumkan dalam beban adalah nilai selisih antara nilai wajar dengan nilai buku (apabila nilai wajar lebih kecil dari nilai bukunya).
Salah satu cara untuk mengukur beban adalah dengan mengalokasikan beban-beban tersebut ke periode-periode dimana beban tersebut dinikmati. Hal ini biasanya disebut dengan matching concept.
Konsep tersebut memperlakukan biaya dengan mengalokasikan biaya yang sudah kadaluarsa (beban) ke periode-periode dimana beban tersebut terjadi. Namun, pengalokasian tersebut hanya bersifat estimasi. Dalam akuntansi, pencocokan antara beban dan pendapatan merupakan fungsi utama, namun hal tersebut tetap saja sulit untuk dilakukan karena berhubungan dengan penilaian akuntan tersebut. Akuntan harus mengidentifikasi mana aset yang telah digunakan (kadaluarsa) dan jumlah yang harus ditulis sebagai tandingan pendapatan pada periode tersebut.
Konsep matching adalah kepentingan yang kritis di dalam akuntansi historical cost. Untuk mengatasi masalah-masalah yang terlibat dengan menentukan dan mengukur biaya yang akan dibebankan dan di carried forward, terdapatnya tiga metode dasar dari matching yang secara umum, yaitu:
Perlu digaris bawahi bahwa yang pertama adalah jalan yang paling ideal, dimana yang kedua dan ketiga ketika yang pertama tidak dapat digunakan.
Source:
Ikatan Akutansi Indonesia, Standar Akutansi Keuangan, Jakarta: Penerbit Salemba Empat