Membangun suatu usaha bukanlah pekerjaan gampang. Diperlukan lebih dari sekedar modal yang cukup atau latar belakang bisnis yang kuat. Seringkali suatu usaha yang dibangun dari nol mengalami kemunduran karena hal-hal yang tidak disangka-sangka. Meskipun ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi kebangkrutan suatu usaha, akan tetapi penyebab usaha bangkrut dapat dibedakan menjadi dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
Sebab internal yang mempengaruhi stabilitas perusahaan hingga menyebabkan kebangkrutan, adalah :
Tidak adanya kontrol yang sepenuhnya terhadap usaha tersebut
Pebisnis dalam memulai usahanya harus memiliki kewenangan mutlak dan perhatian yang khusus kepada bisnis yang dirintisnya. Hal ini biasanya menimpa pada pebisnis yang tidak fokus pada usahanya, atau memiliki pekerjaan sampingan lain selain usahanya. Biasanya pebisnis terlalu mempercayakan segala sesuatunya kepada pegawai atau karyawannya, tanpa memberikan perhatian ekstra, padahal iklim dunia bisnis selalu berkembang dari waktu ke waktu. Dengan tanpa pengawasan yang jeli, potensi-potensi untuk mengembangkan usaha dapat terlewati. Bahkan usaha bisa mandeg dan dapat mengakibatkan kemunduran.
Manajemen Perusahaan tidak Efektif dan Efisien
Posisi manajemen dalam perusahaan memegang peranan penting khususnya berkaitan dengan penanganan sumber daya manusia. Manajemen dikatakan efektif apabila dalam mencapai tujuannya atau memilih tujuan dapat melakukannya dengan tepat dan pada waktu yang tepat pula, dari beberapa pilihan alternatif. Sedangkan manajemen dikatakan efisien apabila mampu menggunakan sumberdaya dalam jumlah minimal demi menghasilkan output dan volume yang optimal. Sehingga apabila manajemen perusahaan tidak berfungsi dengan efektif dan efisien, tujuan-tujuan perusahaan tidak akan tercapai. Dampaknya antara lain timbulnya keborosan sumber daya, manajemen tidak terampil, dan kerugian akibat jumlah produksi yang tidak maksimal.
Tidak Cepatnya Mengantisipasi Perkembangan Zaman/Kurang berinovasi
Pelajaran terbaik adalah belajar dari kebangkrutan Kodak. Tidak mampunya Kodak melawan arus digitalisasi dalam fotografi membuat Kodak harus terjerembab dengan ketidakpopuleran. Kodak juga melewatkan peluang bisnis dengan bertransformasi dalam bagian kelompok media sosial dengan menggunakan layanan online untuk mengedit atau menyimpan gambar. Sebaliknya hanya berfokus pada perangkat, dan teknologi digital hanya diperuntukkan untuk memperbaiki kualitas film. Dari Kodak, dapat diambil kesimpulan bahwa inovasi dan fleksibilitas merupakan hal yang harus dipertahankan dalam perusahaan. Inovasi wajib dilakukan demi menarik minat konsumen dan investor. Produk yang terus berkembang akan memiliki nilai jual lebih dan menarik pangsa pasar lebih besar.
Ketidakseimbangan dalam Modal dan Besarnya Hutang Piutang
Besarnya modal yang dipunya harus diimbangi dengan besarnya hutang dan piutang perusahaan. Perusahaan yang memiliki hutang yang besar dengan bunga yang tinggi dapat menyebabkan minimnya keuntungan. Bahkan perusahaan akan terus merugi. Begitu juga dengan piutang yang terlalu tinggi, akan menyebabkan neraca pendapatan menjadi tidak stabil. Aktiva yang diam dan tidak produktif dapat menurunkan pendapatan. Dalam jangka panjang akan mempengaruhi ketidakstabilan keuangan perusahaan.
Tidak Dapat Mengantisipasi Kebutuhan Konsumen dan Pergerakan Kompetitor
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, minat dan kebutuhan konsumen akan produk yang semakin beragam. Pebisnis harus punya strategi yang baik dalam melayani konsumennya, salah satunya dengan cara menjaga relationship yang baik dengan konsumen, memberikan service yang excellent, mendengarkan keluhan mereka. Dengan cara itu, pebisnis dapat mengetahui jenis produk seperti apa yang sedang tren saat ini. Begitu pula dalam menanggapi kompetitor, pebisnis harus terus memantau langkah-langkah yang dilakukan oleh kompetitor. Strategi marketing apa yang sedang dilancarkan kompetitor. Setidaknya posisi perusahaan akan selaras dengan kompetitor, bahkan kalau mungkin membuat strategi yang selangkah lebih maju dan lebih menarik daripada kompetitor. Sehingga perkembangan usaha tidak berjalan di tempat. Mendekatkan diri dengan konsumen dan pesaing sama-sama memberikan keuntungan bagi pebisnis.
Source:
dosenekonomi.com