Berbisnis tentu saja anda memikirkan bagaimana mengelola modal, laba, untung dan rugi. Dari semua itu dalam dunia bisnis pola piker anda dibagi menjadi tiga bagian: Pertama, Pemikir adalah orang yang meletakkan pikiran di akalanya. Dan sudah menjadi rahasia umum bahwa akal merupakan sumber segala sesuatu. Pemikirlah yang menetukan keinginannya, kemudian ia memilih cara dan merealisasikan dengan perbuatan.
Seorang pemikir bebas bermilih apakah ia akan meletakkan pikiran negatif atau positif di akalnya, pikiran yang membahagiakan atau yang menyengsarakan, pikiran spiritual atau pikiran duniawi. Seorang pemikir ibaratkan seorang pelaku bisnis. Hasil yang dia dapat tergantung bagaimana ia mengelola bisnisnya tersebut.
Pikiran itu akan membuatnya berfikir, berkonsentrasi, merasakan, bertindak, sampai mendatangkan hasil sesuai dengan apa yang dia pikirkan. Jika yang ditanam adalah pikiran negative maka hasilnya akan negatif juga, dan begitu pula sebaliknya jika ia menanam pikiran yang positif maka akan positif pulalah hasilnya.
Seorang pembisnis harus tau bahwa satu pikiran negatif yang ia tanam di akalnya akan menjadi awal bencana bagi kesehatan, kejiwaan, dan keuangannya. Oleh karena itu seorang pemikir harus memilih pikiran yang akan diletakan di akalanya.
Kedua, Pikiran. Segala sesuatu yang ada di semesta ini dimulai dari pikiran, menjadi kemungkinan, menjadi tujuan, hingga melahirkan perbuatan, dan menghasilkan kenyataan. Perlu anda sadari bahwa segala sesuatu bentuk penemuan manusia di abad modern ini berawal dari pikiran mereka.
Pikiran positif mengantarkan anda pada prospek bisnis dan kemajuan bisnis anda. Sedangkan pikiran negatif menyebabkan hal-hal buruk terjadi seperti bisnis yang anda geluti mulai menurun, produk yang anda jual tidak digemari oleh pelanggan.
Ketiga, berpikir. Ketika anda memutuskan untuk memilih pikiran tertentu, negatif dan positif. Seorang pemikir akan meletakkan pikiran tersebut di otaknya. Disini dia akan mengidentifikasi dan menganalisis dari segala sisi. Setelah itu, ia akan memberinya wilayah dan makna berdasarkan informasi sejenis yang ada di gudang memori. Akal akan membandingkannya dengan pemikiran sejenis yang ada. Akal memberinya alasan dan makna yang dibangun berdasarkan berbagai informasi serupa yang telah ada. Dan proses yang terakhir akan mencarikan berbagai data pendukung pikiran yang ada dalam memori hingga pikiran benar-benar menancap dalam hatinya. Dengan demikian, pemikiran tersebut telah direalisasikan. Pikiran menciptakan perhatian, konsentrasi, perasaan, serta tindakan dan akibatnya.
Source: Ibrahim Elfiky, Terapi Berpikir Positif, Jakarta: Zaman, 2008