3 Pilihan Di Masa Krisis

Dalam dunia bisnis, roda perekonomian yang mencakup rugi dan untung di setiap perusahaan selalu ada pasang surutnya. Kadang perusahaan bisa di masa jayanya dan kadang perusahaan bisa di masa krisisnya. Sebenarnya dalam masa krisis, perusahaan menghadapi dua jalan yaitu jalan bahaya dan jalan peluang. Karena itu, pilihan-pilihan yang diambil oleh para petinggi dalam sebuah perusahaan tersebut merupakan sebuah pilihan paradigma.

Paradigma yang dipilih akan sangat menentukan strategi-strategi yang akan anda ambil dalam menghadapi sebuah krisis. Karena itu tahapan pertama yang perlu anda lakukan adalah memilih paradigma anda mengenai krisis. Ada tiga paradigma yang anda dalam melihat krisis, dan hal ini lebih ditentukan oleh kecerdasan anda dalam menghadapi rintangan. Inilah yang disebut dengan Adversity Quotient. Adapaun paradigma tersebut sebagai berikut:

Pertamaorang yang melihat krisis sebagai bahaya dan ancaman. Bagi orang yang seperti ini hanya akan melahirkan berbagai masalah seperti PHK, Job Insecurity dan sebagainya. Orang ini melihat krisis sebagai sesuatu yang besar. Jauh lebih besar dari pada diri mereka sendiri. Karena itu mereka memilih tidak melanjutkan perjalanan dan menyerah pada keadaan. Padahal yang mereka lakukan tersebut bukanlah mengalah pada tantangan tersebut, tetapi mengalah kepada diri mereka sendiri.

Kedua, orang yang melihat krisis sebagai tantangan. Karena pada dasarnya orang suka ditantang. Maka tantangan ini akan melahirkan semangat juang yang tinggi untuk mengalahkan setiap rintangan.

Ketiga, orang yang melihat krisis sebagai peluang dan kesempatan. Orang-orang seperti ini akan menelaah akar permasalahannya. Orang-orang seperti ini melihat krisis sebagai peluang untuk kembali kepada nilai-nilai yang hakiki, untuk kembali menata ulang semuanya.

Dengan paradigma ini krisis yang akan terjadi justru akan menghasilkan sesuatu jauh lebih besar dan perubahan yang signifikan bagi organisasi. Krisis sebenarnya merupakan suatu kesempatan yang baik untuk mempertanyakan asumsi dan paradigma yang selama ini yang anda yakini. Paradigma itu sebenarnya permasalahannya. Karena itu untuk dapat keluar dari masalah paradigma inilah yang harus anda ubah.

 

 

Source:

Arvan Pradiansyah, You Are A leader, Jakarta: PT. Elex Media Kompetindo, 2006

Share
← Prev Project Back to Works Next Project →