Sudah menjadi rahasia umum bahwa pelatihan yang diadakan oleh perusahaan terkait merogoh kocek yang dalam, dan juga pelatihan menghilangkan dan menghabiskan waktu efektif karyawan dan ooporunity costnya. Dengan alasan itu banyak perusahaan berpikir dua kali untuk melakukan pelatihan untuk karyawannya.
Atasan yang berpikir sepeerti itu tentu saja cocok untuk pola piker jangka pendek tapi sangat tidak menguntungkan untuk jangka panjang. Lantas, dengan alasan seperti di atas apakah perlu untuk melakukan pelatihan pengembangan terhadap karyawan? Jawabannya tentu saja ya. Tetapi dengan beberapa catatan.
Pertama, harus melakukan analisa kebutuhan pelatihan yang sistematis. Pelatihan harus didasari dengan apa yang menjadi kebutuhan oleh perusahaan. Tahap analisa kebutuhan inilah yang sering dilewatkan oleh atasan, mereka lebih tertarik kepada pelatihan-pelatihan yang sedang tren, lalu mengirimkan orang (karyawan) kesana, padahal pelatihan yang dilakukan itu belum tentu menjadi apa yang dibutuhkan oleh karyawan.
Kedua, pola piker manajer masih banyak yang menganggap bahwa pelatihan hanya sekedar program saja, bukan sebagai pendekatan sumber daya manusia (SDM) yang terintegrasi dengan keseluruhan sistem dalam organisasi. Padahal, pelatihan akan berdampak bila disertai dengan perubahan sistem dan corporate culture.
Ketiga, harus adanya perubahan pola piker atau paradigma terhadap pelatihan itu sendiri. Perlu diingat bahwa pelatihan yang direncakan dengan tepat sebenarnya adalah investasi atau corporate human capital investment, bukan hanya sekedar biaya saja. Karena itu harus adanya kecakapan untuk melihat return on investmentnya. Jika sebuah pelatihan tidak memberikan return on investment yang diharapkan berarti itu hanya kesia-siaan. Untuk itu harus adanya sebuah alat ukur yang memadai untuk mengevaluasi perubahan perilaku sserta dampak pelatihan terhadap kinerja organisasi seperti pada tingkat produktivitas, turnover, keluhan pelanggan dan sebagainya.
Pelatihan yang tidak direncakan dengan baik memang merupakan biaya, dan pemborosan yang sia-sia. Namun pelatihan yang terencana dan didasari dengan perkembangan kompetensi merupakan sebuah investasi jangka panjang di masa depan.
Pakar mutu Edward Deming dalam bukunya Out of Crisis menyatakan bahwa salah satu cara untuk memajukan sebuah perusaan adalah dengan cara pelatihan, program pendidikan dan pengembangan diri secara gencar.
Source:
Arvan Pradiansyah, You Are A leader, Jakarta: PT. Elex Media Kompetindo, 2006