Di tengah banjir informasi di media sosial, konten gampang sekali tenggelam. Hari ini viral, besok sudah hilang. Kalau mau brand tetap diingat, konten harus lebih dari sekadar “ramai sesaat”—harus bisa melekat di kepala audiens. Ada 3 kunci utama yang bisa kamu pegang.
Konten yang nyambung dengan kehidupan sehari-hari lebih mudah menempel.
Pahami masalah nyata yang audiens hadapi.
Gunakan bahasa mereka, bukan istilah teknis yang membingungkan.
Kaitkan produk/jasa kamu dengan momen atau tren yang sedang hangat.
➡️ Semakin relevan, semakin besar kemungkinan orang merasa “ini konten buat gue banget”.
Fakta bisa bikin tahu, tapi emosi bikin orang peduli.
Gunakan storytelling untuk memunculkan rasa bangga, haru, atau semangat.
Tambahkan humor ringan kalau sesuai dengan karakter brand.
Tunjukkan sisi manusiawi dari brand, bukan hanya jualan.
➡️ Audiens mungkin lupa detail informasi, tapi mereka akan ingat bagaimana konten membuat mereka merasa.
Orang cenderung mengingat pola. Kalau visual dan gaya komunikasimu konsisten, brand akan lebih mudah diingat.
Gunakan warna, font, dan tone yang sama di setiap konten.
Tetapkan ciri khas, misalnya gaya ilustrasi, cara bercanda, atau tagline.
Jaga ritme posting agar audiens terbiasa melihat brand secara rutin.
➡️ Konsistensi menciptakan identitas yang kuat, sehingga audiens langsung mengenali kontenmu meskipun belum membaca isinya.
Membuat konten yang selalu dikenang bukan soal viral, tapi soal relevansi, emosi, dan konsistensi. Dengan tiga kunci ini, brand kamu tidak hanya hadir di timeline, tapi juga melekat di ingatan.
Kalau minggu ini kamu mau mulai, pilih satu tema sederhana, buat dengan bahasa audiens, dan pastikan ciri khas brand tetap terlihat. Dari situ, konten kamu akan punya jejak yang lebih panjang.