Banyak orang mengira email marketing sudah ketinggalan zaman. Padahal, kalau dipakai dengan benar, email masih jadi salah satu channel digital marketing dengan ROI (return on investment) paling tinggi. Masalahnya, kebanyakan email marketing itu membosankan: penuh teks promosi, kaku, bahkan sering masuk spam.
Kalau kamu ingin email marketing yang benar-benar dibaca dan menghasilkan penjualan, coba 3 strategi ini.
Email yang terasa “umum” jarang dibuka. Tapi kalau terasa personal, kemungkinan besar orang akan membaca.
Gunakan nama penerima di subject atau salam pembuka. Contoh: “Halo, Rendi, ini tips khusus untuk bisnis kecilmu.”
Segmentasikan daftar email berdasarkan minat, lokasi, atau riwayat pembelian. Misalnya, pelanggan yang suka produk A akan dapat rekomendasi produk sejenis, bukan produk acak.
Kirim konten sesuai kebutuhan audiens. Jangan semua orang dikirimi promo yang sama.
➡️ Personalisasi bikin penerima merasa email itu memang untuk mereka, bukan sekadar spam massal.
Ingat, orang membuka email di sela-sela aktivitas. Mereka tidak punya waktu baca teks panjang seperti esai. Jadi, buat email yang ringkas, padat, dan menarik.
Gunakan subject line singkat yang memancing rasa penasaran. Contoh: “3 Rahasia Jualan Online yang Jarang Dibongkar.”
Gunakan paragraf pendek, bullet points, atau visual sederhana.
Tambahkan sedikit storytelling atau humor agar tidak monoton.
Contoh: Kalau kamu jual kopi, jangan hanya tulis “Diskon 20% kopi Arabika.” Tapi ceritakan: “Butuh booster energi Senin pagi? Kopi Arabika kami siap jadi penyelamat.”
➡️ Email yang ringkas tapi hidup lebih mudah menarik perhatian dibanding teks promo panjang.
Tujuan email marketing bukan hanya dibaca, tapi juga mendorong aksi.
Gunakan tombol atau link yang mudah terlihat, misalnya “Pesan Sekarang” atau “Dapatkan Ebook Gratis.”
Jangan kasih terlalu banyak CTA dalam satu email. Fokus pada satu tujuan utama.
Pastikan halaman tujuan (landing page) sesuai janji di email, supaya pembaca tidak kecewa.
➡️ CTA yang jelas membuat pembaca tahu langkah selanjutnya, bukan hanya berhenti di membaca.
Email marketing bukan soal mengirim sebanyak mungkin, tapi soal bagaimana tiap email terasa personal, menarik, dan mendorong aksi nyata. Dengan personalisasi pesan, konten ringkas, dan CTA yang jelas, email-mu bukan hanya dibuka, tapi juga menghasilkan interaksi dan penjualan.
Kalau minggu ini kamu mau mulai, coba kirim email sederhana ke daftar pelanggan dengan subject line personal, isi 3 paragraf singkat, dan satu CTA jelas. Lihat bagaimana perbedaannya dibanding email promo biasa.

